Friday, December 17, 2010

Menikmati Masakan Jawa Dengan Nuansa Eksotis di Warung Mbah Jingkrak

JAKARTA SELATAN - Kali ini penulis menemukan satu lagi lokasi kuliner yang cukup unik. Setelah dari pagi penulis sibuk mencari handphone pengganti, karena handphone milik penulis rusak. Sangat sulit mencari handphone yang memiliki banyak fitur namun dengan harga yang terjangkau. Karena penulis membutuhkan handphone yang dapat mendukung kerja penulis serta dapat juga mendukung penulis dalam meliputi berbagai lokasi kuliner sebagai bahan untuk artikel di blog Berburu Kuliner ini. Akhirnya penulis membeli handphone Nokia E5 yang memiliki berbagai fitur canggih, termasuk juga kamera 5 mega pixel, fasilitas GPS yang dilengkapi dengan peta Jakarta dan Indonesia. Handphone ini dapat dibeli adalah berkat penghasilan yang penulis peroleh dari IDBlognetwork (suatu jaringan penyedia iklan-iklan premium di Indonesia dan ini merupakan situs CARA BERIKLAN DI INTERNET yang paling praktis dan tepat saat ini) yang telah membayarkan honor atas tulisan-tulisan sebelumnya yang dimuat di blog Berburu Kuliner ini. Nokia E5 ini sangat cocok untuk penulis yang sangat sibuk dengan aktivitas sehari-hari, sehingga perlu sebuah alat komunikasi yang dapat tetap terhubung dengan rekan-rekan, baik melalui chat maupun email, terutama untuk mengecek apabila ada tugas melakukan review melalui tulisan dari IDBlognetwork.

Kembali ke topik kita, kali ini penulis mencoba sebuah lokasi kuliner di bilangan Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Setiabudi Tengah 11 Jakarta Selatan. Terletak tidak jauh dari Hotel Four Seasons. Nama rumah makannya adalah WARUNG MBAH JINGKRAK. Nama rumah makan ini cukup unik, demikian juga suasana makan di dalamnya. Masakan yang disajikan di sini adalah masakan khas Jawa dan menunya cukup banyak. Istimewa di tempat ini adalah suasana dari rumah makan ini. Tempat makannya berada di tempat terbuka di samping sebuah kolam dan taman. Suasananya seperti di pedesaan dan sangat cocok sebagai tempat makan sambil mengobrol dengan teman.

Yang unik di sini, setiap pelayan pria mengenakan blangkon (yaitu topi yang biasa dipakai dalam adat Jawa Tengah dan Yogyakarta). Selain itu, di rumah makan ini juga terpajang aneka koleksi, mulai dari rokok-rokok tradisional dari seluruh Indonesia, Kecap tradisional yang dikemas dalam botol yang berasal dari seluruh Indonesia, miniatur sepeda ontel.
Pada dinding tampak koleksi aneka bungkus rokok tradisional dari seluruh daerah di Indonesia

Apabila kita mengunjungi rumah makan ini pada jam makan (terutama pada hari kerja), maka bersiap-siaplah untuk mengantri. Namun apabila Anda tidak ingin mengantri, bisa juga melakukan reserved melalui nomor telepon +62 (021) 5252605 atau nomor faksimili +62 (021) 52906544. Kebetulan pada saat penulis mengunjungi tempat ini bersama 2 rekan penulis dan tanpa memesan terlebih dahulu sehingga penulis harus menunggu untuk mendapatkan meja.

Ketika kita memasuki rumah makan ini, maka akan disambut oleh seorang pelayan yang akan mencatat setiap menu yang akan kita pilih. Sedangkan menunya tersebut telah terhidang dalam meja panjang, sehingga pengunjung tinggal melihat dan memesan sesuai dengan selera. Setelah pesanan dicatat, maka pengunjung akan diarahkan ke tempat duduk yang telah ditentukan sambil menunggu pesanan disajikan.

Sambil menunggu pesanan datang, pengunjung dapat menikmati suasana dan pemandangan di rumah makan ini sambil mengobrol. Kesempatan ini tidak disia-siakan penulis untuk langsung mengabadikan rumah makan ini sambil mencoba kamera dari handphone baru Nokia E5.

Setelah pesanan kami dihidangkan, kamipun dengan lahap menikmati makanan tersebut. Cita rasa dari masakan di rumah makan ini cukup lumayan dengan masakan dan cita rasa khas Jawa Tengah. Anda yang tidak tahan dengan masakan pedas, agar berhati-hatilah dalam memilih menu makanan di sini, karena beberapa jenis hidangan menggunakan bumbu cabe yang cukup pedas. Penulis juga tertarik dengan aneka minuman yang disajikan di tempat ini dengan nama-nama unik. Seperti Es Kolor Hijau, yang terdiri dari campuran kelapa muda, tape ketan, dawet dan selasih; Es Jujur, yang terdiri dari kelapa muda, selasih, jeruk nipis; Es Buaya Darat, yang terdiri dari lidah buaya, selasih dan lemon. Penasaran dengan nama-nama es ini penulis mencoba untuk mencicipi Es Kolor Hijau dan Es Surga, yang terdiri dari sirsak dan kelapa muda. Es-nya terasa segar sehingga menghilangkan rasa haus pada siang itu.

Penulis merekomendasikan tempat ini sebagai salah satu tempat yang layak untuk dicoba, apalagi sebagai tempat untuk melepas lelah sambil mengisi perut dan mengobrol. Namun sayangnya, harga dari masakan yang disajikan di sini terhitung agak mahal. Penulis mencoba menu-menu sebagai berikut:
-Ayam Kawul (ayam goreng) seharga Rp 15.500 per potong
-Cumi-cumi (cumi kering asin) seharga Rp 20.000 per porsi
-Oseng daun pepaya seharga Rp 8.200 per porsi
-Oseng kacang panjang seharga Rp 8.200 per porsi
-Oseng kikil sapi seharga Rp 12.490 per porsi
-Sayur sop Ndeso seharga Rp 7.000 per porsi
-Telor bacem seharga Rp 4.000 per butir
-Tempe Mendoan seharga Rp 5.000 per potong
-Nasi putih seharga Rp 4.500 per porsi
-Sambal Iblis seharga Rp 3.000 per porsi
Harga-harga tersebut belum termasuk pajak restoran sebesar 10%.