JAKARTA SELATAN - Kali ini penulis menemukan satu lagi lokasi
kuliner yang cukup unik. Setelah dari pagi penulis sibuk mencari handphone pengganti, karena handphone milik penulis rusak. Sangat sulit mencari handphone yang memiliki banyak fitur namun dengan harga yang terjangkau. Karena penulis membutuhkan handphone yang dapat mendukung kerja penulis serta dapat juga mendukung penulis dalam meliputi berbagai lokasi kuliner sebagai bahan untuk artikel di blog Berburu Kuliner ini. Akhirnya penulis membeli handphone Nokia E5 yang memiliki berbagai fitur canggih, termasuk juga kamera 5 mega pixel, fasilitas GPS yang dilengkapi dengan peta Jakarta dan Indonesia. Handphone ini dapat dibeli adalah berkat penghasilan yang penulis peroleh dari IDBlognetwork (suatu jaringan penyedia iklan-iklan premium di Indonesia dan ini merupakan situs CARA BERIKLAN DI INTERNET yang paling praktis dan tepat saat ini) yang telah membayarkan honor atas tulisan-tulisan sebelumnya yang dimuat di blog Berburu Kuliner ini. Nokia E5 ini sangat cocok untuk penulis yang sangat sibuk dengan aktivitas sehari-hari, sehingga perlu sebuah alat komunikasi yang dapat tetap terhubung dengan rekan-rekan, baik melalui chat maupun email, terutama untuk mengecek apabila ada tugas melakukan review melalui tulisan dari IDBlognetwork.


Yang unik di sini, setiap pelayan pria mengenakan blangkon (yaitu topi yang biasa dipakai dalam adat Jawa Tengah dan Yogyakarta). Selain itu, di rumah makan ini juga terpajang aneka koleksi, mulai dari rokok-rokok tradisional dari seluruh Indonesia, Kecap tradisional yang dikemas dalam botol yang berasal dari seluruh Indonesia, miniatur sepeda ontel.
Apabila kita mengunjungi rumah makan ini pada jam makan (terutama pada hari kerja), maka bersiap-siaplah untuk mengantri. Namun apabila Anda tidak ingin mengantri, bisa juga melakukan reserved melalui nomor telepon +62 (021) 5252605 atau nomor faksimili +62 (021) 52906544. Kebetulan pada saat penulis mengunjungi tempat ini bersama 2 rekan penulis dan tanpa memesan terlebih dahulu sehingga penulis harus menunggu untuk mendapatkan meja.
Ketika kita memasuki rumah makan ini, maka akan disambut oleh seorang pelayan yang akan mencatat setiap menu yang akan kita pilih. Sedangkan menunya tersebut telah terhidang dalam meja panjang, sehingga pengunjung tinggal melihat dan memesan sesuai dengan selera. Setelah pesanan dicatat, maka pengunjung akan diarahkan ke tempat duduk yang telah ditentukan sambil menunggu pesanan disajikan.

Setelah pesanan kami dihidangkan, kamipun dengan lahap menikmati makanan tersebut. Cita


Penulis merekomendasikan tempat ini sebagai salah satu tempat yang layak untuk dicoba, apalagi sebagai tempat untuk melepas lelah sambil mengisi perut dan mengobrol. Namun sayangnya, harga dari masakan yang disajikan di sini terhitung agak mahal. Penulis mencoba menu-menu sebagai berikut:
-Ayam Kawul (ayam goreng) seharga Rp 15.500 per potong
-Cumi-cumi (cumi kering asin) seharga Rp 20.000 per porsi
-Oseng daun pepaya seharga Rp 8.200 per porsi
-Oseng kacang panjang seharga Rp 8.200 per porsi
-Oseng kikil sapi seharga Rp 12.490 per porsi
-Sayur sop Ndeso seharga Rp 7.000 per porsi
-Telor bacem seharga Rp 4.000 per butir
-Tempe Mendoan seharga Rp 5.000 per potong
-Nasi putih seharga Rp 4.500 per porsi
-Sambal Iblis seharga Rp 3.000 per porsi
Harga-harga tersebut belum termasuk pajak restoran sebesar 10%.
