Saturday, September 3, 2011

Berburu Kuliner Sambil Menikmati Indahnya Alam di Gubug Udang

CIBUBUR - JAKARTA TIMUR. Setelah penulis mendapatkan informasi bahwa baru saja dibuka Rumah Makan Gubug Udang Situ Cibubur yang artikelnya telah penulis tampilkan di blog ini, ternyata artikel tersebut telah menjadi Artikel yang paling banyak dicari oleh para pecinta kuliner melalui internet. Sejak artikel tenteng Gubug Udang tersebut, pengunjung blog ini setiap harinya meningkat hingga 40 pengunjung ke artikel tersebut. Hal ini menambah rasa penasaran penulis, ternyata nama Rumah Makan Gubug Udang ini cukup terkenal, walaupun baru dibuka beberapa bulan.

Sehingga untuk menghilangkan rasa penasaran penulis, maka kemarin (3 September 2011) penulis mencoba ke rumah makan ini. Kami berempat bersama teman datang ke Gubug Udang Situ Cibubur yang terletak di dalam Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur. Untuk memasuki rumah makan ini, kita harus memasuki kawasan Bumi Perkemahan dengan membayar tiket masuk Rp 3.000 per mobil.

Rumah Makan Gubug Udang Situ Cibubur ini di-setting dalam nuansa bumi Parahyangan (Sunda). Memasuki rumah makan ini, kita disambut dengan tulisan ucapan selamat datang dalam Bahasa Sunda yang digantung di atas pintu bertuliskan "Wilujeung Sumping Gubug Udang Situ Cibubur". Tempat makan di sini terdiri dari 2 tipe, yaitu meja makan konvensional seperti di rumah makan pada umumnya, dan meja berbentuk lesehan sebagaimana umumnya kita temukan di rumah makan khas Sunda yang disebut sebagai Gubug atau Saung. Uniknya Gubug-gubug ini berdiri di atas sebuah kolam ikan yang besar dan mengelilingi kolam ini, dan di tepi Gubug disediakan pijakan sehingga apabila kita akan memberi makan ikan-ikan yang ada di kolam tersebut, maka kita turun ke pijakan tersebut. Hanya saja perlu berhati-hati apabila Anda membawa putra-putri yang masih balita, karena dikhawatirkan mereka dapat tercebur ke dalam kolam. Beruntung karena pada hari itu, Gubug Udang baru dibuka kembali setelah libur Lebaran yang menyebabkan pengunjungnya masih belum terlalu ramai sehingga masih ada beberapa gubug yang kosong, sehingga kami dapat menempati Gubug tersebut.

Karena perut sudah lapar, maka segera penulis memesan makanan. Kami mencoba menu udang bakar madu yang merupakan menu andalan rumah makan ini. Tadinya penulis bermaksud untuk memesan ukuran udang super, namun sayangnya sampai saat ini, jenis udang super belum tersedia di tempat ini. Selain itu kami mencoba Gurame bakar. Sebenarnya kami bermaksud memesan gurame terbang (gurame yang digoreng mengembang khas masakan Sunda), namun ternyata menu ini sedang kosong. Kami juga memesan karedok.

Tidak berapa lama pesanan kamipun telah siap untuk disantap. Satu porsi udang bakar masuk terdiri dari 4 tusuk udang yang masing-masing tusuk terdiri dari 4 ekor udang. Hanya saja menurut penulis udang kecil (ukuran udang sekitar 9 cm). Udang bakar madu ini sebaiknya dimakan bersama dengan kulitnya, karena di kulit udang ini telah dilumuri dengan madu. Memang harus penulis akui bahwa ada keistimewaan untuk rasa udang bakar madu ini, karena dilumuri dengan madu. Namun sayangnya karena udangnya tidak terlalu besar sehingga kelezatan udang bakar ini tidak dapat dirasakan secara maksimal.

Sedangkan untuk gurame bakar, penulis merasakan bahwa kemungkinan ikan ini sudah melalui proses penggorengan. Karena ada perbedaan antara ikan yang dibakar dengan ikan yang digoreng. Ikan bakar yang penulis nikmati ini dagingnya telah garing dan kering seperti telah digoreng, baru dibakar lagi.

Selain itu, untuk menu karedok, sayur yang digunakan hanya terdiri dari kol (sangat banyak), taoge/kecambah, dan kacang panjang saja. Mungkin saja kekurangan-kekurangan ini terjadi karena bahan makanan yang sulit diperoleh akibat libur Lebaran.

Sambil menikmati santapan di Gubug Udang, pengunjung juga disuguhkan dengan suasana alam pedesaan yang tenang. Gubug yang berdiri di atas sebuah kolam yang berisi ikan mas dan ikan nila serta sebuah air mancur memberikan kesan serasa kita sedang berada di pedesaan dengan nuansa bumi parahyangan. Apabila kita memilih gubug yang di sisi belakang, maka kita akan disuguhkan dengan situ (danau) Cibubur yang cukup luas. Tampaknya Gubug Udang juga tengah mempersiapkan tempat di sisi danau agar pengunjung juga dapat mengakses situ Cibubur yang memiliki bermacam wahana permainan seperti bebek kayuh, perahu boat berbentuk naga, banana boat dan flying fox. Jadi selain menikmati makanan, kita juga dapat menikmati indahnya pemandangan pedesaan di daerah yang masih masuk wilayah Jakarta Timur ini.

Penilaian penulis:
Untuk makanan terutama udang bakar madu, layak untuk dicoba. Walaupun penulis kurang puas dengan menu gurame bakar dan karedok, namun secara rata-rata penulis memberikan nilai 70. Untuk menu lainnya, penulis belum berkesempatan untuk mencoba. Sedangkan untuk suasana di Rumah Makan ini, penulis memberikan nilai 80, namun pada bagian belakang, masih ada sisa bahan bangunan yang bertumpuk sehingga sedikit memberi kesan semrawut.

Alamat lokasi:
Gubug Udang Situ Cibubur
Bumi Perkemahan & Graha Wisata Pramuka Cibubur
Jakarta Timur
Telepon: +62 021 95291341
Handphone: +62 0821 22055572
Email: gubugudang_sc@yahoo.com

Daftar Menu Gubug Udang




6 comments:

  1. Jika ingin mengikuti lomba GoVlog harap memenuhi persyaratan seperti contoh pada link berikut http://www.vivanews.com/xl_govlog
    Mohon dikoreksi dan kirimkan kembali kepada redaksi. Terimakasih :)

    ReplyDelete
  2. keren pak blognya..menambah wawasan kuliner.
    silakan mampir juga di RAJA TIWUL
    http://rajatiwul.wordpress.com

    ReplyDelete
  3. Mirip dengan pedesaan di cikarang ya... yummy lezat makanannya enak tempatnya...

    ReplyDelete
  4. wah kayanya enak tu kalo bisa makan di situ, suasana pedesaan

    kunjungan balik ke blog saya ==> http://7mana.blogspot.com/

    ReplyDelete
  5. Wah ...isinya tempat makan semua.Bagus tuh buat yang suka kuliner dan traveling..
    klo blognya aku isinya khusus resep2 masakan
    ==> http://resepkeluargaindonesia.blogspot.com/

    ReplyDelete
  6. Enyak enyak enyak...

    Blog penambah selera makan, selain pete ama sambal...

    ReplyDelete